Catatan Fasil GP Supyanto (3)
Pertemuan hari ini adalah pembelajaran ketiga dalam program guru penggerak modul 2. Saya selaku fasilitator membantu membelajarkan mereka secara mandiri.
Kegaiatannya masih merupakan tahapan kedua dalam alur MERRDEKA belajar, yaitu alur eksplorasi konsep.
Fasilitator mendorong dan memotivasi Calon Guru Penggerak (CGP) untuk menyelesaikan tugas dalam memahami strategi pembelajatran diferensiasi yang ada di Learning Management System (LMS) .
Adapun penjelasan tentang strategi pembelajaran diferensiasi adalah sebagai berikut;
Strategi pembelajaran berdiferensiasi, sedikitnya ada tiga diantaranya diferensiasi konten, proses dan produk.
Diferensiasi konten yaitu apa yang kita ajarkan pada murid.
Diferensiasi konten dapat dibedakan pada tingkat kesiapan murid, minat belajar atau profil belajar murid yang berbeda.
Pada pelaksanaannya bisa berpedoman pada tabel Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson. Yang akan kita pelajari pada pertemuan berikutnya.
Strategi pembelajaran berdiferensiasi itu bersifat mendasar - Bersifat transformatif.
Artinya apa? Pada saat sebagian murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, atau jika ide itu bukan di salah satu bidang yang dikuasai oleh murid.
Mereka sering membutuhkan informasi pendukung yang lebih jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk memahami ide tersebut.
Mereka akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide secara langsung.
Jika murid berada dalam tingkatan ini, maka bahan-bahan materi yang mereka gunakan dan tugas-tugas yang mereka lakukan harus bersifat mendasar.
Materi harus disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat.
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.
Beberapa murid mungkin perlu belajar dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu waktu; yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi.
Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat.
Namun, di waktu lain, murid siap menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.
Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri.
Namun sama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain.
Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.
Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang.
Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari sebuah topik.
Diferensiasi Proses, mengacu pada bagaimana murid memahami atau memaknai informasi materi yang dipelajari.
Cara melakukan diferensiasi proses bisa melalui kegiatan berjenjang, memberikan pertanyaan pemandu yang sifatnya tantangan yang harus diselesaikan murid pada sudut-sudut minat yang disediakan guru.
Bisa juga dengan menyiapkan agenda individual yang berisi daftar pekerjaan yang harus dikerkajan siswa secara individual serta bisa juga melalui cara mempariasikan lama waktu yang akan murid ambil.
Diferensiasi Produk, berkaitan dengan jenis tagihan apa yang kita harapkan dari murid.
Produk itu sendiri adalah sesuatu yang ada wujudnya. Jenis tagihan produk yang bisa dikumpulkan bisa berupa jenis karangan, naskah pidato, hasil kerajinan dan lain sebagainya.
Produk harus mencerminkan pemahaman murid terhadap tujuan pembelajaran yang bisa membantu meningkatkan kemampuan murid secara optimal baik secara individu ataupun secara kelompok.
Meskipun modul ini dibuat dengan mengacu pada teori-teori yang disampaikan oleh Tomlinson.
Selain itu, fasilitator juga perlu memiliki wawasan teori yang berhubungan dengan pembelajaran berdiferensiasi lainnya.
Misalnya teori multiple intelligence dari Howard Gardner. Teori pembelajaran konstruktivisme dari Vygotsky. Cconcept based learning dari Lynn Ericson.
Understanding by design dari Wiggins and Mc. Tighe juga akan menjadi literatur penting dalam pembahasan konsep pembelajaran berdiferensiasi ini.
Fasilitator juga harus memahami bahwa diferensiasi pembelajaran bukan hanya dapat dilakukan dalam 3 bentuk saja (konten, proses, produk).
Tetapi juga masih ada bentuk lainnya, misalnya diferensiasi lingkungan belajar.
Jika nanti dalam proses diskusi, CGP ada yang membawa topik ini dalam diskusi, maka fasilitator harus mengapresiasi pengetahuan CGP tersebut dengan baik.
Itulah garis besar materi eksplorasi konsep yang ada pada modul 2.1 tentang pembelajaran diferensiasi yang dilakukan secara mandiri.
Fasilitator hanya bisa memastikan apakah semua CGP mengikuti dengan baik atau tidak. Kalu ada yang kurang baaik, fasilitator mengingatkan.
Tak terasa mendampingi CGP belajar hari ini usai sudah.
Saya melanjutkan belajar bersama, dengan mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh Pak Afif Hidayatullah seorang motivaor yang inspiratif.
Beliau menyampaikan materinya dengan sangat baik sekali. Beliau membahas tentang cara menghipnotis audien terutama dalam pembelajaran dimasa pandemic ini. Lebih-lebih dengan pembelajaran Tatap Maya seperti pembelajaran melalui aplikasi zoom.
Diantara materi yang saya peroleh adalah, dalam saat zoom meeting yang harus dilakukan dengan baik adalah saat opening. Caranya dengan mendoakan yang baik-baik, kalimat-kalimat motivasi dan kalimat-kalimat yang menghipnotis.
Misalnya “berkah itu banyak, tetapi banyak itu belum tentu berkah”. “Yang paling penting adalah proses bukan hasil.”
Cara meningkatkan Kualitas Zoom adalah dengan 1. Pahami karakter siswa 2. Atur volume suara 3. Menggunakan gerakan tangan 4. Anggap lensa wajah audience 5. Harus percaya diri.
Tak terasa waktu 2 jam berjalan sangat cepat. Cerita pengalaman beliau menjadi guru inspiratif sungguh menginspirasi.
"Hasil itu penting, tetapi ada yang jauh lebih penting yaitu proses, Karena proses tidak pernah menghianati hasil"
Bekasi, 3 Februari 2021
Salam blogger
Supyanto


Kereen tulisannya...
BalasHapusMohon komentarnya ya....
BalasHapus