CATATAN FASILITATOR GP (11)

 
KONEKSI ANTAR MATERI
Oleh : Supyanto

Selamat datang kembali Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak dalam rangkaian sesi pembelajaran Modul Pembelajaran Berdiferensiasi. Kali ini Anda (CGP) telah memasuki sesi pembelajaran kedelapan. 

Saya yakin, implementasi dalam konteks nyata serta diskusi dan konsultasi yang telah Anda lakukan pada pembelajaran sebelumnya telah mengaktifkan sinaps-sinaps di otak Anda sehingga semakin banyak koneksi yang Anda buat.

Pada pertemuan kali ini CGP diharapkan dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang meningkat dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Karena itu coba camkan pertanyaan-pertanyaan berikut: 

1. Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari? dan
2. Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Silahkan renungkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas.
Selanjutnya, Anda akan diberikan tantangan yang memungkinkan Anda untuk tidak saja mereview kembali apa yang telah Anda pelajari, namun juga membuat koneksi diantara materi-materi tersebut dalam cara yang paling bermakna untuk Anda. Yang menyenangkan bagi Anda, Anda juga diperbolehkan untuk memilih caranya!

1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas
2. Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal. Jelaskan pula bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak
3. Tuangkah kesimpulan yang Anda buat tersebut dengan menggunakan cara atau media yang dapat Anda pilih sendiri. Anda dapat memilih menulis artikel, membuat infografik, vlogging (video blogging), dsb
4. Unggahlah hasil kerjamu di LMS
      
Berikut kami sampaikan salah satu rangkuman yang dibuat CGP tentang pembelajaran berdiferensiasi, yang merupakan koneksi antar materi tekait pembelajaran berdiferensiasi. 

Guru Penggerak dituntut memiliki kapabilitas yang lebih dari guru pada umumnya. Seorang Guru Penggerak harus mempunyai karakteristik sebagai guru yang baik, namun guru yang baik belum tentu adalah seorang Guru Penggerak.

Guru penggerak dituntut untuk dapat menjadi teladan, serta bisa memotivasi sehingga menguatkan kemampuannya untuk memberdayakan murid. Nilai dan peran guru penggerak meliputi mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid hendaknya menjadi pola pikir guru dalam menjalankan tugasnya.

Pembelajaran Deferesiansi adalah praktik dimana guru dalam menyajikan pembelajaran penyesuaian pada kesiapan, minat, dan profil belajar murid. 

Guru dapat memodifikasi strategi mengajarnya pada konten, proses, dan produk. Praktik pembelajaran defersiansi tidak hanya dapat memaksimalkan potensi murid, namun juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempelajari berbagai nilai nilai kehidupan. 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan: 

1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya. 
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. 
3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. 
4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. 

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). 

Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar) 

1. KESIAPAN BELAJAR (readiness) murid. 
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. 

Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. 

Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001). 

2. MINAT 
Minat Murid Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Ada murid yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.

Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya: Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Ada murid yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. 

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya: 
Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar;
Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran; 
Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan; 
motivasi murid untuk belajar. Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. 

Minat Belajar Beberapa ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan minat diantaranya misalnya: 
Meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau menari. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif. 
Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat. 
    Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Murid diminta mempelajari bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka. 
Membuat model. 

3. PROFIL BELAJAR 
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. 

Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll. 

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. 

Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. 

Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan: 
Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya. 
Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. 
Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator). 
Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik). 
Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb). 

Berdasarkan pemaparan mengenai ketiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar murid, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran murid diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid. 

Berbagai Pendekatan Pembelajaran Deferensiasi Pembelajaran diferensiasi menggunakan berbagai pendekatan (multiple approach), guru akan memperhatikan 3 elemen penting dalam pembelajaran diferensiasi di kelas yaitu 
1. Konten: Konten berhubungan dengan apa yang akan murid-muird ketahui, pahami dan yang akan dipelajari. Dalam hal ini guru akan memodifikasi bagaimana setiap murid akan mempelajari suatu topik pembelajaran. 
2. Proses: proses berhubungan dengan kegiatan di mana siswa terlibat untuk memahami atau menguasai konten; Proses merupakan cara murid mendapatkan informasi atau bagaimana ia belajar 
3. Produk: Produk merupakan bukti apa yang sudah mereka pelajari dan pahami. Murid-murid akan mendemostrasikan atau mengaplikasikan mengenai apa yang sudah mereka pahami tentang proyek tertentu, selanjutnya siswa diminta untuk berlatih, menerapkan, dan memperluas apa yang telah dia pelajari dalam sebuah unit tertentu. 

Demikianlah teman-teman pembahasan materi tentang koneksi antar materi, Semoga teman-teman bisa menambah pemahaman dan keterampilan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Mungkin tidak ada kebetulan di dunia ini. Mungkin memang ada koneksi yang membuat kebetulan-kebetulan itu terjadi.

Bekasi, 11 Februari 2021
Salam Blogger



Supyanto

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Humas Infokom Kwarcab kota Bekasi

CATATAN ASESOR HARI KE 26: AKREDITASI BERMUTU UNTUK PENDIDIKAN BERMUTU

TIRTA Sebagai Model Coaching